Boti merupakan salah satu suku di Nusa Tenggara Timur. Mereka tinggal di pegunungan yang terdiri dari empat dusun seluas 705 hektar. Desa ini melibatkan dua bentuk kepemimpinan. Kepala desa yang memimpin pemerintah formal, dan usif atau raja sebagai pemimpin adat. Suku Boti dikenal memegang teguh adat, misalnya tidak potong rambut setelah menikah.

Warga percaya, sejarah Suku Boti dimulai dari kisah Desa Boti yang dulunya dihuni oleh tiga laki-laki bernama Boi, Boti dan Bota. Mereka menjadi tuan besar yang memimpin kampung. Ketiganya mendapat gelar adat, yakni Boi Benu sebagai Raja Alam, Boti Benu menjadi Raja Laki-laki, dan Bota Benu adalah Raja Perempuan. Secara historis, penduduk masyarakat Boti berasal dari Amanuban yang mendiami wilayah di Kecamatan Kie.

Talkshow Seri 1 Festival Kebudayaan Desa membahas tentang bagaimana Suku Boti merespon pandemi COVID-19. Apa saja nilai, pengetahuan, dan praktik kebudayaan yang bisa disumbangkan untuk merancang tatanan Indonesia baru. Dan bagaimana pula peran desa maupun komunitas adat dalam konstruksi tatanan Indonesia baru tersebut. Baik dalam kebudayaan, ekonomi, hukum maupun politik.

Narasumber:

1. Balsasar O.I Benu (Kepala Desa Boti,Tokoh Adat Desa Boti)
2. Idris M.Ali S.Sos, M.Si (Dekan Fisipol, Universitas Muhammadiyah Kupang)
3. Deni Sailana (Yayasan Tanpa Batas)

Penanggap:

Devi Anggraini (Ketua Perempuan AMAN)

Moderator:

Octalyna Puspa Wardany (Kandidat Doktoral, Program Kajian Lintas Agama, UGM)