Talkshow Sesi #6: Desa Adat Melayu & Desa Adat Batak
Globalisasi menghadirkan keterbukaan informasi yang seolah membuka batas-batas teritori. Namun itu tak sepenuhnya membawa kabar baik. Karena globalisasi juga punya andil melunturkan budaya lokal, akibat berkurangnya generasi penerus yang melestarikannya. Saat ini masyarakat cenderung memilih budaya asing, karena dianggap praktis dan modern. Sedang budaya lokal selalu identik dengan ribet dan kuno.
Hal serupa terjadi pula di wilayah berbasis adat Melayu Sriwijaya dan Batak. Walau sejatinya budaya lokal tidak selalu kaku dan konservatif. Tapi masalahnya, pembelajaran budaya di generasi muda masih kurang. Buktinya,setiap merencanakan pembangunan, pemerintah hanya mengalokasikan porsi yang minim untuk bidang sosial budaya. Padahal, selain menguatkan identitas, pembelajaran budaya lokal tersebut juga bermanfaat untuk mengembangkan kearifan lokal yang adaptif dengan dinamika zaman.
Talkshow Seri 6 Festival Kebudayaan Desa membahas tentang bagaimana Desa Adat Melayu Sriwijaya dan Batakmerespon pandemi COVID-19. Apa saja nilai, pengetahuan, dan praktik kebudayaan yang bisa disumbangkan untuk merancang tatanan Indonesia baru. Dan bagaimana pula peran desa maupun komunitas adat dalam konstruksi tatanan Indonesia baru tersebut. Baik dalam kebudayaan, sosial, ekonomi, hukum maupun politik.
Narasumber:
- Dr. Erwan Suryanegara, M.Sn (Perwakilan Desa Adat Melayu Sriwijaya)
- Dr. Tarech Rashid, M.Si (Akademisi)
- Manguji Nababan, S.S (Perwakilan Desa Adat Batak)
Moderator: Dr. Elsa Putri Ermisyah Syafril (Linguist, Direktur Creole Institute, dan Dosen Pascasarjana UPY)